Mahasiswa. Seseorang yang sedang mengenyam bangku perguruan tinggi, yang
sedang belajar agar menjadi ahli di bidangnya. Pemuda pemudi yang masih
idealis, karena belum terpengaruh oleh parpol atau paham-paham tertentu.
Pemuda-pemudi yang mempunyai tempat terendiri diantara masyarakat dan
pemerintah. Jika dilihat dari suku katanya, maha yang berarti besar
dan siswa yang berarti pelajar. Maka, jika siswa tugasnya adalah belajar,
maka mahasiswa mempunyai tugas yang lebih dari seorang pelajar. jika
siswa tidak peduli dengan keadaan sekitar, maka mahsiswa harus peduli. Jika
siswa menerima apapun kebijakan pemerintah, maka mahasiswa harus kritis.
Jika kita menelik sedikit ke belakang, banyak peristiwa-peristiwa penting
yang didasari oleh peran mahasiswa.
Indonesia
sendiri mempunyai ±5 juta mahasiswa yang tersebar di ±4350 PTN maupun PTS
yang tersebr di seluruh Indonesia. Banyaknya jumlah mahasiswa tersebut, tak
heran mahasiswa dapat mnjadi pelopor suatu pergerakan untuk suatu perubahan
yang lebih baik. Begitu dihargainya seorang mahasiswa sehingga mahasiswa
mempunyai tempat tersendiri di masyarakat. Karena istimewanya mahasiswa,
mahasiswa tak sebaatas menjadi status seseorang tetapi juga
menjadi komunitas yang menjembatani antara pemerintah dan masyarakat. Mahasiswa
harus berpihak kepada rakyat seperti yang tertuang dalam tri dharma perguruan
tinggi, yaitu pengabdian dalam masyarakat. Mahasiswa harus kritis terhdap
kebijakan pemerintah yang menyulitkan rakyat. Potensi dan kedudukan inilah yang
menempatkan mahasiswa di atas masyakarat. Oleh karena itu, mahasiswa mempunyai
3 fungsi diantaranya adalah agent of change, iron stock, dan moral value.
1. Agent of Change (Agen
perubahan)
Banyak
sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi di negara ini. Baik itu
masalah sosial, politik, agama, dan lain-lain. Mahasiswa dengan berbagai macam
idealismenya harus bisa memberikan solusi terhdap permasalahan-permasalahn
tersebut.
Secara historis, mahasiswa juga telah membawa banyak perubahan di masa lalu.
Dari mulai mendirikan organisasi seperti Boedi Utomo yang didirikan oleh
Dr. Soetomo yang saat itu berstatus mahasiswa, dimana organisasi tersebut
sangat berpengaruh pada zamannnya. Perisiwa yang tak kalah penting adalah
ketika seorang presiden pun dapat digulingkan oleh mahasiswa dimana zaman pun
berubah dari zaman orde baru menjadi zaman reformasi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting untuk membawa perubahan ke
arah yang lebih baik.
2. Iron Stock
Mengapa
iron(besi)? Karena tidak seperti emas atau perak, besi akan berkarat dan dapat
hancur sehingga dibutuhkan pengganti besi terebut. Begitulah pula
pemimpi-pemimpin bangsa yang merupakan manusia yang akan membutuhkan pengganti
untuk menggantikan mereka suatu saat nanti. Mahasiswa inilah yang nantinya akan
menggntikan pemimpin-pemimpin bangsa dengan idealism dan tentunya akhlak yang
mulia. Mahasiswa dapat dikatakan sebagai asset bangsa. Sebagai iron stock, mahasiswa harus
mempersiapkan diri untuk dapat menjadi pengganti pemimpin-pemimpin bangsa
dengan cara terus melakukan suatu pergerakan positif seperti ikut
organisasi yang dapat mengembangkan dirinya, kritis terhadap kebijakan
pemerintah, serta melakukan pemikira-pemikiran yang dapat memajukan bangsa ini
nantinya.
3. Moral Value
Berbicara
tentang moral, hal ini tentu menjadi salah satu yang terpenting. Karena menjadi
ahli, cendekiawan, ilmuwan, pemerintah tidak ada apa-apanya jika tidak
mempunyai moral. Begitupun mahasiswa. Mahasiswa pun harus mempunyai
nilai-nilai moral dan etika dalam bersosialisasi,bermasyarakat, belajar, dan
sebagainya. Karena kembali pada pernyataan “mahasiswa mempunyai kedudukan
tersendiri dalam masyarakat”, maka mahasiswa dapat dijadikan panutan baik itu
pemikiranya, pergerakanya, maupun nilai moralnya. Mahasiswa dapat memberikan
contoh dan teladan yang baik pada masyarakat. Mahasiswa yang juga berarti
siswa pada tingkatan paling tinggi, juga akan diikuti oleh siswa-siswa
yang lebih muda baik itu perkataan, perbuatan, pemikiran, dan lain-lain. Jangan
sampai kegiatan mahasiswa mengikuti arus barat yang salah satunya
hedonism.